Pages

Sunday, April 10, 2011

Kisah Sebuah Jam



~~~~~
Pada suatu ketika tersebutlah sebuah jam yang telah rusak sehingga dibuang oleh pemiliknya.
Sejak dinyatakan rusak dan dibuang, jam ini tak henti-hentinya meratap.
"Betapa malangnya diriku, dulu saat aku masih bisa berfungsi normal, aku selalu diandalkan, dijadikan pedoman untuk menentukan waktu. Kini setelah rusak, diriku dicampakkan ke tempat sampah, bercampur dengan sisa makanan dan kaleng bekas. Sungguh malang nasibku ini, kini aku benar-benar menjadi seuatu yang tak berguna" ratap Jam Rusak.

Mendengar ratapan memilukan ini, bak sampah tua tersenyum dan berkata, "Hei, kamu Jam Rusak, berhentilah meratap. Sesering apapun kau meratap dan menangis, menyesali nasib, tak akan membuatmu menjadi berfungsi seperti jam baru penggantimu. Ratapanmu justru akan membuat dirimu menjadi lebih terluka. Terimalah nasib jangan justru menyalahkannya. Tahukah kamu, meskipun kini jarummu telah bengkok, roda gigimu telah gompal, tapi kamu masih tetap berguna. Setidaknya setiap hari kamu pasti akan menunjukkan waktu yang tepat sebayak dua kali"

~~~~~

Terkadangh idup memang terasa tidak adil, saat kita masih mampu memberikan sesuatu yang bermanfaat, kita selalu diandalkan, namun begitu fungsi telah menurun akibat dimakan usia atau ada pengganti yang lebih baik, tak jarang dicampakkan begitu saja.

Namun ketahuilah tak ada sesuatupun yang sia-sia di dunia ini. Bahkan jam yang rusakpun, mampu menunjukkan dua kali waktu yang tepat dalam sehari.

~~~~~

Terinspirasi saat melihat jam beker yang biasa diandalkan untuk membangunkan setiap pagi rusak akibat jatuh.

~~~~~

Jakarta, 10 April 2011, tengah malam
Ditulis dan diposting saat mengharapkan kantuk untuk segera datang

1 comment:

Unknown said...

Jadi inget kado dari sahabatku. Jam beker yg skarang teronggok berdebu di gudang.